Senin, 15 April 2013

contoh kasus translasi mata uang dan mata uang fungsional


Kasus
Mengelola Investasi di Luar Negeri : Valuta Siapa?
Offshore Investment Fund (OIF) didirikan di Fairfield, Connecticut untuk tujuan tunggal agar pemegang saham di AS bisa melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta. OIF terdaftar di New York Stock Exchange. Custodian dari dana ini adalah shady Rest Bank and Trust Company of Connecticut (“Shady Rest”), yang mencatat perkiraan-perkiraan dana ini. Pertanyaan segera timbul mengenai valuta mana yang harus dipakai dalam buku pencatatan. Shady Rest memulai pencatatan OIF dalam Lira Malta, karena dana tersebut hanya diinvestasikan dalam saham-saham di Malta Stock Exchange. Kemudian, auditor OIF, Big Six menyatakan bahwa, dalam pendapat mereka, valuta fungsional yang lebih tepat adalah dollar AS.

Efek-Efek Keputusan
Keputusan untuk mengadopsi dollar AS sebagai valuta fungsional bagi dana tersebut menciptakan kesukaran manajerial yang substansial. Untuk satu hal, penulisan kembali dan pengerjaan kembali transaksi-transaksi akuntansi merupakan suatu tugas yang monumental yang menunda publikasi perkiraan-perkiraan tahunan. Konsep valuta fungsional merupakan gagasan yang asing di Malta, dan efek-efek dari valuta yang dipilih tidak jelas bagi para manajer. Akibatnya, mereka terus mengelola OIF sampai akhir November tanpa mengetahui dampak dari valuta yang dipilih atas hasil-hasil investasi.
            Kesukaran-kesukaran tambahan yang ditimbulkan oleh pemilihan fungsional adalah:
a.       Shady Rest, Walaupun mengelola berbagai dana berjumlah total sekitar $300 milyar, masih belum membentuk sistem akuntansi multi-valuta yang memadai sementara pembelian surat berharga dulu biasanya dicatat dalam jurnal sederhana, sekarang diperlukan 3 ayat jurnal. Selain itu, pembayaran atas pembelian itu sendiri bisa mempengaruhi laporan laba-rugi periode berjalan.
b.      Masalah-masalah yang lebih serius berkaitan dengan operasi harian. Pada saat suatu transaksi diprakarsai, manajer Dana tidak mengetahui dampak keuangan akhir dari transaksi tersebut. Sebagai sebuah contoh, selama tahun pertama operasi, manajer dana yakin bahwa transaksi penjualan portofolio-nya telah menghasilkan laba lebih dari $ 1 juta. Ketika transaksi ini kemudian direflesikan dalam perkiraan-perkiraan dolar AS, keuntungan transaksi ditutupi oleh kerugian valuta yang berjumlah total sekitar $ 7 juta!

Alasan-Alasan Yang Diajukan Bagi Pemilihan Dollar Sebagai Valuta Fungsional
Auditor Big-six memberikan alasan-alasan berikut ini mengapa dollar dipilih sebagai valuta fungsional OIF :
a.       OIF didirikan di AS
b.      Didanai oleh pemegang saham AS
c.       Deviden ditentukan dan dibayar dalam Dollar AS
d.      Pelaporan keuangan didasarkan pada GAAP AS dan dalam Dollar AS
e.       Biaya-biaya administrasi dan konsultasi dihitung berdasarkan aktiva bersih AS dan dibayar dalam dollar AS
f.       Sebagian besar beban terjadi dan dibayar di AS
g.      Catatan-catatan akuntansi dibuat dalam Dollar As
h.      OIF menjadi subjek pajak AS, SEC dan regulasi 1940 Exchange Act

Karena OIF dibentuk untuk memudahkan investasi di Malta, diasumsikan bahwa pemegang saham di AS berkepentingan dengan akibat-akibat dari perubahan kurs atas arus kas dan modal OIF; yaitu, pemegang saham tidak hanya melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta karena yield-nya yang menarik, tetapi juga karena tertarik pada keuntungan dari permainan valuta yang mempengaruhi pengukuran arus kas dan modal secara langsung.

Sudut Pandang Manajemen
Manajemen tidak setuju dengan kesimpulan auditor. Berikut ini adalah bantahan-bantahan atas poin-poin yang diajukan Big-six:
a.         Didirikan di AS dengan pemegang-pemegang saham dari AS. FAS 52 dengan jelas menyatakan bahwa valuta fungsional harus ditentukan oleh “lingkungan ekonomi utama tempat entitas yang bersangkutan beroperasi”, bukannya detail-detail teknis pendirian. Sama halnya, fakta bahwa perusahaan memiliki pemegang-pemegang saham AS dan deviden dibayar dalam dollar AS tidak disebutkan dalam FAS 52 sebagai suatu pertimbangan yang relevan. Bahkan, FAS 52 sendiri seluruhnya berkenaan dengan perusahaan dan manajemennya, bukan pemegang sahamnya.
b.        Pelaporan keuangan dalam dollar AS berdasarkan GAAP AS. Auditor gagal membedakan antara valutas pelaporan dan valuta fungsional.  Adalah jelas bahwa dollar AS harus menjadi valuta pelaporan tetapi hal itu sendiri tidak mengimplikasikan bahwa dollar AS merupakan valuta fungsional.
c.         Pembayaran beban-beban tertentu dalam dollar AS. Pembayaran beban-beban dalam dollar bukan merupakan alasan untuk memilih dollar sebagai valuta fungsional. Walaupun beban sekitar $ 8 juta untuk tahun kalender 19X6 bisa dikatakan telah terjadi dalam dollar As, pendapatn yang berjumlah diatas $ 100 juta dihasilkan dalam Lira Malta.
d.        Regulasi pajak AS dan SEC. Pertimbangan-pertimbangan ini tidak relevan dengan valuta fungsional, tetapi relevan dengan valuta pelaporan.
Argumen yang menolak dollar sebagai valuta fungsional menyatakan bahwa pemilihan dollar sebagai valuta fungsional tidak menyediakan informasi yang, dalam kata-kata FAS 52, “secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas dan modal perusahaan.” Tegasnya, dari sudut pandang operasi, arus kas OIF seluruhnya berlokasi di Malta, sejak transfer dana awal dari hasil pengeluaran modal dilakukan. OIF membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut. Jika valuta fungsional-nya adalah Lira, maka fluktuasi valuta yang terealisir hanya diakui jika tersebut dikembalikan ke AS. Praktik yang berlaku sekarang dalam “merealisasikan” keuntungan atau kerugian transaksi ketika misalnya, kas di Malta digunakan untuk membeli investasi, keliru dan menyesatkan.
Kajilah sebuah contoh. Anggaplah OIF mendepositkan L 1,000,000 pada sebuah bank Malta ketika kurs L 1 = $ 3. Seminggu kemudian ketika kurs, katakanlah, L 1 = $ 2,90, OIF membeli dan membayar suatu investasi seharga L 1,000,000 yang kemudian dijual kembali pada hari itu juga, dan mengganggap bahwa investasi tersebut tidak bijaksana. Dengan mengabaikan biaya transaksi, OIF memiliki kas L 1,000,000 di malta, baik pada awal maupun pada akhir minggu. Jika valuta fungsionalnya adalah Lira Malta, tidak ada keuntungan atau kerugian terealisasi. Tetapi, jika ditranslasikan ke dollar, terdapat kerugian valuta yang belum terealisasi sebesar $ 100.000, yang akan terealisasi jika dan ketika jumlah yang bersangkutan dikembalikan ke AS. Hal ini sesuai dengan logika; analogis dengan pembelian saham yang harganya kemudian jatuh. Jika dollar AS merupakan mata uang fungsional, transaksi yang bersangkutan akan menghasilkan kerugian transaksi yang terealisir sebesar $ 100,000. Dari sudut pandang akal sehat apapun mengenai arus kas, hasil menggelikan; tentu, hal ini memperlihatkan bahwa, menimbang alasan eksistensi OIF, efek dari pengadopsian dollar AS sebagai valuta fungsional atas laba yang dilaporkan adalah sama menggelikannya.
       Nilai aktiva netto OIF ditentukan tiap minggu dalam dollar As dan dilaporkan kepada para pemegang saham berdasarkan basis tersebut. Hal ini seluruhnya konsisten dengan pandangan yang mengimplikasikan bahwa, pada tiap transaksi, terdapat pilihan yang realistik dan praktis untuk berpindah antara dua valuta yang terlibat. Hal ini ternyata tidak benar, OIF dilikuidasi atau, sebagai suatu tindakan bijaksana yang temporer semata, jika yield Malta berada dibawah yield AS.

Arah Umum FAS 52
Bahasa FAS 52 mengindikasikan bahwa penulisnya tidak menulis dengan referensi langsung terhadap suatu situasi seperti yang dialami oleh OIF, yaitu sebuah perusahaan yang memiliki tujuan tunggal melakukan investasi di negara lain. FAS 52, tampaknya disusun dari sudut pandang operasi holding company yang memiliki operasi perusahaan anak di luar negeri yang terpisah dan berbeda.
       FAS 52 mendefinisikan valuta fungsional sebagai valuta lingkungan ekonomi utama tempat entitas yang bersangkutan beroperasi. Seandainya OIF didirikan di Malta, dan sebagai sebuah entitas terpisah, meminjam dana dari perusahaan induknya di AS, pemakaian valuta lokal akan dilakukan secara otomatis. Jika ‘seubstansi dianggap melebihi bentuk’, secara mutlak Lira Malta masih harus digunakan sebagai valuta fungsional.
       Paragraf 6 FAS 52 menyatakan, “bagi sebuah perusahan yang operasinya relatif mandiri  dan terintegrasi dalam negara tertentu, valuta fungsional-nya secara umum adalah valuta negara tersebut.” Pernyataan ini memperkuat aspek operasional yang mengatur pemilihan valuta fungsional; pasti tidak logis untuk memperdebatkan bahwa operasi-operasi OIF dilakukan dimana saja kecuali di Malta.
Paragraf 8 memperkuat pernyataan bahwa “ pertimbangan manajemen akan diperlukan untuk menentukan valuta fungsional untuk mengukur hasil-hasil dan hubungan-hubungan keuangan dengan tingkat relevansi dan keandalan yang paling tinggi.’
Terakhir, suatu pembedaan yang sangat jelas diberikan dalam paragraf 80 dan 81, yang mendukung pendapat tadi. Paragraf 80 mengatakan, “Dalam golongan pertama adalah operasi-operasi luar negerei yang relatif mandiri dan terintegrasi dalam suatu negara atau lingkungan ekonomi tertentu. Operasi harian entitas ini tidak tergantung pada lingkungan ekonomi dari valuta fungsional perusahaan induk; operasi luar negeri terutama menghasilkan dan membelanjakan valuta asing. Arus kas bersih valuta asing yang dihasilkannya mungkin diinvestasikan kembali dan dikonversikan dan didistribusikan kepada induk. Untuk golongan ini, valuta asing adalah valuta fungsional.”
       Sebaliknya paragraf 81 menyatakan, “dalam golongan kedua ... operasi harian tergantung pada lingkungan ekonomi dari valuta induk, dan perubahan-perubahan dalam aktiva dan kewajiban individual entitas di luar negeri memberikan dampak secara langsung pada arus kas perusahaan induk dalam valuta induk. Untuk kelas ini, dollar AS adalah valuta fungsional.”
       Karena tujuan tunggal dari single country funds (misalnya OIF) adalah untuk menciptakan entitas-entitas golongan pertama, bukan golongan kedua, paragraf 80 dengan tepat menggambarkan operasi dari OIF.


Kesimpulan
Berdasarkan argument-argumen yang telah ada sebelumnya, dalam kasus ini seharusnya yang menjadi valuta asing adalah Lira dari Malta. Memang benar OIF membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut. Hal ini kita bisa menilik dari arti valuta asing adalah valuta utama dari sebuah entitas dalam melakukan operasinya dan dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas. Biasanya valuta fungsional merupakan valuta negara tempat dimana entitas tersebut berlokasi dan valuta yang dipakai dalam buku-buku pencatatannya. Meslkipun OIF berasal dari AS dan didanai oleh investor dari AS tapi kegiatan operasi sebagian besar berada di Malta. Oleh karena itu sudah jelas alasan-alasan tersebut dijadikan sebagai alasan utama untuk menjadikan Lira Malta sebagai valuta fungsional dalam mengelola investasi di luar negeri pada OIF.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar