Senin, 15 April 2013

contoh kasus translasi mata uang dan mata uang fungsional


Kasus
Mengelola Investasi di Luar Negeri : Valuta Siapa?
Offshore Investment Fund (OIF) didirikan di Fairfield, Connecticut untuk tujuan tunggal agar pemegang saham di AS bisa melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta. OIF terdaftar di New York Stock Exchange. Custodian dari dana ini adalah shady Rest Bank and Trust Company of Connecticut (“Shady Rest”), yang mencatat perkiraan-perkiraan dana ini. Pertanyaan segera timbul mengenai valuta mana yang harus dipakai dalam buku pencatatan. Shady Rest memulai pencatatan OIF dalam Lira Malta, karena dana tersebut hanya diinvestasikan dalam saham-saham di Malta Stock Exchange. Kemudian, auditor OIF, Big Six menyatakan bahwa, dalam pendapat mereka, valuta fungsional yang lebih tepat adalah dollar AS.

Efek-Efek Keputusan
Keputusan untuk mengadopsi dollar AS sebagai valuta fungsional bagi dana tersebut menciptakan kesukaran manajerial yang substansial. Untuk satu hal, penulisan kembali dan pengerjaan kembali transaksi-transaksi akuntansi merupakan suatu tugas yang monumental yang menunda publikasi perkiraan-perkiraan tahunan. Konsep valuta fungsional merupakan gagasan yang asing di Malta, dan efek-efek dari valuta yang dipilih tidak jelas bagi para manajer. Akibatnya, mereka terus mengelola OIF sampai akhir November tanpa mengetahui dampak dari valuta yang dipilih atas hasil-hasil investasi.
            Kesukaran-kesukaran tambahan yang ditimbulkan oleh pemilihan fungsional adalah:
a.       Shady Rest, Walaupun mengelola berbagai dana berjumlah total sekitar $300 milyar, masih belum membentuk sistem akuntansi multi-valuta yang memadai sementara pembelian surat berharga dulu biasanya dicatat dalam jurnal sederhana, sekarang diperlukan 3 ayat jurnal. Selain itu, pembayaran atas pembelian itu sendiri bisa mempengaruhi laporan laba-rugi periode berjalan.
b.      Masalah-masalah yang lebih serius berkaitan dengan operasi harian. Pada saat suatu transaksi diprakarsai, manajer Dana tidak mengetahui dampak keuangan akhir dari transaksi tersebut. Sebagai sebuah contoh, selama tahun pertama operasi, manajer dana yakin bahwa transaksi penjualan portofolio-nya telah menghasilkan laba lebih dari $ 1 juta. Ketika transaksi ini kemudian direflesikan dalam perkiraan-perkiraan dolar AS, keuntungan transaksi ditutupi oleh kerugian valuta yang berjumlah total sekitar $ 7 juta!

Alasan-Alasan Yang Diajukan Bagi Pemilihan Dollar Sebagai Valuta Fungsional
Auditor Big-six memberikan alasan-alasan berikut ini mengapa dollar dipilih sebagai valuta fungsional OIF :
a.       OIF didirikan di AS
b.      Didanai oleh pemegang saham AS
c.       Deviden ditentukan dan dibayar dalam Dollar AS
d.      Pelaporan keuangan didasarkan pada GAAP AS dan dalam Dollar AS
e.       Biaya-biaya administrasi dan konsultasi dihitung berdasarkan aktiva bersih AS dan dibayar dalam dollar AS
f.       Sebagian besar beban terjadi dan dibayar di AS
g.      Catatan-catatan akuntansi dibuat dalam Dollar As
h.      OIF menjadi subjek pajak AS, SEC dan regulasi 1940 Exchange Act

Karena OIF dibentuk untuk memudahkan investasi di Malta, diasumsikan bahwa pemegang saham di AS berkepentingan dengan akibat-akibat dari perubahan kurs atas arus kas dan modal OIF; yaitu, pemegang saham tidak hanya melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta karena yield-nya yang menarik, tetapi juga karena tertarik pada keuntungan dari permainan valuta yang mempengaruhi pengukuran arus kas dan modal secara langsung.

Sudut Pandang Manajemen
Manajemen tidak setuju dengan kesimpulan auditor. Berikut ini adalah bantahan-bantahan atas poin-poin yang diajukan Big-six:
a.         Didirikan di AS dengan pemegang-pemegang saham dari AS. FAS 52 dengan jelas menyatakan bahwa valuta fungsional harus ditentukan oleh “lingkungan ekonomi utama tempat entitas yang bersangkutan beroperasi”, bukannya detail-detail teknis pendirian. Sama halnya, fakta bahwa perusahaan memiliki pemegang-pemegang saham AS dan deviden dibayar dalam dollar AS tidak disebutkan dalam FAS 52 sebagai suatu pertimbangan yang relevan. Bahkan, FAS 52 sendiri seluruhnya berkenaan dengan perusahaan dan manajemennya, bukan pemegang sahamnya.
b.        Pelaporan keuangan dalam dollar AS berdasarkan GAAP AS. Auditor gagal membedakan antara valutas pelaporan dan valuta fungsional.  Adalah jelas bahwa dollar AS harus menjadi valuta pelaporan tetapi hal itu sendiri tidak mengimplikasikan bahwa dollar AS merupakan valuta fungsional.
c.         Pembayaran beban-beban tertentu dalam dollar AS. Pembayaran beban-beban dalam dollar bukan merupakan alasan untuk memilih dollar sebagai valuta fungsional. Walaupun beban sekitar $ 8 juta untuk tahun kalender 19X6 bisa dikatakan telah terjadi dalam dollar As, pendapatn yang berjumlah diatas $ 100 juta dihasilkan dalam Lira Malta.
d.        Regulasi pajak AS dan SEC. Pertimbangan-pertimbangan ini tidak relevan dengan valuta fungsional, tetapi relevan dengan valuta pelaporan.
Argumen yang menolak dollar sebagai valuta fungsional menyatakan bahwa pemilihan dollar sebagai valuta fungsional tidak menyediakan informasi yang, dalam kata-kata FAS 52, “secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas dan modal perusahaan.” Tegasnya, dari sudut pandang operasi, arus kas OIF seluruhnya berlokasi di Malta, sejak transfer dana awal dari hasil pengeluaran modal dilakukan. OIF membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut. Jika valuta fungsional-nya adalah Lira, maka fluktuasi valuta yang terealisir hanya diakui jika tersebut dikembalikan ke AS. Praktik yang berlaku sekarang dalam “merealisasikan” keuntungan atau kerugian transaksi ketika misalnya, kas di Malta digunakan untuk membeli investasi, keliru dan menyesatkan.
Kajilah sebuah contoh. Anggaplah OIF mendepositkan L 1,000,000 pada sebuah bank Malta ketika kurs L 1 = $ 3. Seminggu kemudian ketika kurs, katakanlah, L 1 = $ 2,90, OIF membeli dan membayar suatu investasi seharga L 1,000,000 yang kemudian dijual kembali pada hari itu juga, dan mengganggap bahwa investasi tersebut tidak bijaksana. Dengan mengabaikan biaya transaksi, OIF memiliki kas L 1,000,000 di malta, baik pada awal maupun pada akhir minggu. Jika valuta fungsionalnya adalah Lira Malta, tidak ada keuntungan atau kerugian terealisasi. Tetapi, jika ditranslasikan ke dollar, terdapat kerugian valuta yang belum terealisasi sebesar $ 100.000, yang akan terealisasi jika dan ketika jumlah yang bersangkutan dikembalikan ke AS. Hal ini sesuai dengan logika; analogis dengan pembelian saham yang harganya kemudian jatuh. Jika dollar AS merupakan mata uang fungsional, transaksi yang bersangkutan akan menghasilkan kerugian transaksi yang terealisir sebesar $ 100,000. Dari sudut pandang akal sehat apapun mengenai arus kas, hasil menggelikan; tentu, hal ini memperlihatkan bahwa, menimbang alasan eksistensi OIF, efek dari pengadopsian dollar AS sebagai valuta fungsional atas laba yang dilaporkan adalah sama menggelikannya.
       Nilai aktiva netto OIF ditentukan tiap minggu dalam dollar As dan dilaporkan kepada para pemegang saham berdasarkan basis tersebut. Hal ini seluruhnya konsisten dengan pandangan yang mengimplikasikan bahwa, pada tiap transaksi, terdapat pilihan yang realistik dan praktis untuk berpindah antara dua valuta yang terlibat. Hal ini ternyata tidak benar, OIF dilikuidasi atau, sebagai suatu tindakan bijaksana yang temporer semata, jika yield Malta berada dibawah yield AS.

Arah Umum FAS 52
Bahasa FAS 52 mengindikasikan bahwa penulisnya tidak menulis dengan referensi langsung terhadap suatu situasi seperti yang dialami oleh OIF, yaitu sebuah perusahaan yang memiliki tujuan tunggal melakukan investasi di negara lain. FAS 52, tampaknya disusun dari sudut pandang operasi holding company yang memiliki operasi perusahaan anak di luar negeri yang terpisah dan berbeda.
       FAS 52 mendefinisikan valuta fungsional sebagai valuta lingkungan ekonomi utama tempat entitas yang bersangkutan beroperasi. Seandainya OIF didirikan di Malta, dan sebagai sebuah entitas terpisah, meminjam dana dari perusahaan induknya di AS, pemakaian valuta lokal akan dilakukan secara otomatis. Jika ‘seubstansi dianggap melebihi bentuk’, secara mutlak Lira Malta masih harus digunakan sebagai valuta fungsional.
       Paragraf 6 FAS 52 menyatakan, “bagi sebuah perusahan yang operasinya relatif mandiri  dan terintegrasi dalam negara tertentu, valuta fungsional-nya secara umum adalah valuta negara tersebut.” Pernyataan ini memperkuat aspek operasional yang mengatur pemilihan valuta fungsional; pasti tidak logis untuk memperdebatkan bahwa operasi-operasi OIF dilakukan dimana saja kecuali di Malta.
Paragraf 8 memperkuat pernyataan bahwa “ pertimbangan manajemen akan diperlukan untuk menentukan valuta fungsional untuk mengukur hasil-hasil dan hubungan-hubungan keuangan dengan tingkat relevansi dan keandalan yang paling tinggi.’
Terakhir, suatu pembedaan yang sangat jelas diberikan dalam paragraf 80 dan 81, yang mendukung pendapat tadi. Paragraf 80 mengatakan, “Dalam golongan pertama adalah operasi-operasi luar negerei yang relatif mandiri dan terintegrasi dalam suatu negara atau lingkungan ekonomi tertentu. Operasi harian entitas ini tidak tergantung pada lingkungan ekonomi dari valuta fungsional perusahaan induk; operasi luar negeri terutama menghasilkan dan membelanjakan valuta asing. Arus kas bersih valuta asing yang dihasilkannya mungkin diinvestasikan kembali dan dikonversikan dan didistribusikan kepada induk. Untuk golongan ini, valuta asing adalah valuta fungsional.”
       Sebaliknya paragraf 81 menyatakan, “dalam golongan kedua ... operasi harian tergantung pada lingkungan ekonomi dari valuta induk, dan perubahan-perubahan dalam aktiva dan kewajiban individual entitas di luar negeri memberikan dampak secara langsung pada arus kas perusahaan induk dalam valuta induk. Untuk kelas ini, dollar AS adalah valuta fungsional.”
       Karena tujuan tunggal dari single country funds (misalnya OIF) adalah untuk menciptakan entitas-entitas golongan pertama, bukan golongan kedua, paragraf 80 dengan tepat menggambarkan operasi dari OIF.


Kesimpulan
Berdasarkan argument-argumen yang telah ada sebelumnya, dalam kasus ini seharusnya yang menjadi valuta asing adalah Lira dari Malta. Memang benar OIF membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut. Hal ini kita bisa menilik dari arti valuta asing adalah valuta utama dari sebuah entitas dalam melakukan operasinya dan dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas. Biasanya valuta fungsional merupakan valuta negara tempat dimana entitas tersebut berlokasi dan valuta yang dipakai dalam buku-buku pencatatannya. Meslkipun OIF berasal dari AS dan didanai oleh investor dari AS tapi kegiatan operasi sebagian besar berada di Malta. Oleh karena itu sudah jelas alasan-alasan tersebut dijadikan sebagai alasan utama untuk menjadikan Lira Malta sebagai valuta fungsional dalam mengelola investasi di luar negeri pada OIF.

Minggu, 14 April 2013

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING

       I.            ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period eke periode lain sulit dilakukan. Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seprti pembelian barang dagang dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan karena laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih dari satu mata uang.
Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uanng jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.

    II.            LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dolar AS. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap nilai tukar di masa yang akan datang.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung atau dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung.
 III.            MASALAH

Jika kurs nilai tukar relative stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan rinci atau kaki menjadi ekuivalennya dalam unit metric. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara –negara industry maju menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi sering khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa Negara di Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.


 IV.            EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi maa uang domestik. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.

    V.            TRANSAKSI MATA UANG ASING
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Oleh karena itu, transaksi mata uang asing akan muncul saat perusahaan membeli atau menjual produk yang pembayarannya menggunakan mata uang asing atau juga saat pinjam-meminjam dengan mata uang asing. Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam suatu mata uang, tetapi diukur dalam mata uang yang lain.
Transaksi ada dua (2) yaitu :
  1. Prespektif Transaksi Tunggal
  2. Prespektif Dua Transaksi
FAS No. 52 pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing:
  1. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
  2. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
 VI.            PERSPEKTIF TRANSAKSI TUNGGAL
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
VII.            PERSPEKTIF TRANSAKSI GANDA Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. Penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan yang terjadi: (1) Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antarperusahaan jangka panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi dan komitmen mata uang asing.

VIII.            TRANSLASI MATA UANG ASING Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Metode translasi ini dapat dikualifikasikan menjadi dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestic dan metode yang menggunakan berbagai macam kurs.

DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.

Sabtu, 13 April 2013

Pelaporan dan Pengungkapan Akuntansi Internasional


PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN


Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.

Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.

Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.

PENGUNGKAPAN SUKARELA

Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.

Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.

KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB

Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”

Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.

PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:



1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya

(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah

(c) laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.

Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.

2. Pengungkapan segmen

Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.

3. Laporan arus kas dan arus dana

IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.

4. Pengungkapan tanggung jawab sosial

Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.

Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.

5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan

Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :

1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik

2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi

3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.

PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN

World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.

PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG

Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.

Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.

Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.

IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER

Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.


Sumber: bahan ajar Ibu MEIFIDA ILYAS, SE, MSi.AKUNTANSI INTERNASIONAL